Renungan, ikatolik.com – Sisi lain untuk lebih memanfaatkan hidup ini sebaik mungkin adalah dengan melakukan permenungan, karena dalam merenung itu terkandung sebuah nilai spiritual yang tiggi.
Namun perlu digarisbawahi bahwa perenungan itu tidak sama dengan ‘memikirkan’ karena jika cuma memikirkan akan berkonotasi dengan sebuah trik untuk mengurai sesuatu hal padahal dalam perenungan ada sesuatu yang lebih dari pada sekedar menggunakan trik.
Permenungan lebih cenderung berarti intropeksi diri yang dalam jiwanya akan menimbulkan sebuah petualangan spiritual yang kemudian berdampak pada kepekaan mata hatinya.
Dalam menjelajahi dan mengarungi samudra luas kehidupan ini tentu sangat diperlukan sebuah peran dari mata hati karena dengannya akan selalu menghadirkan pemikiran-pemikiran yang amat positif, pemikiran positif atau positive thinking ini sangat mutlak dimiliki.
Sebab jika jiwa seseorang sudah tidak memiliki positive thinking ini pastilah akan menjadikan hidupnya hambar, bahkan bosan dan tidak menarik lagi dan tentunya akan sangat berpengaruh dalam kondisi kejiwaannya.
Baca Juga: Suster Berchmans Conway Mendapat Penghargaan atas Dedikasinya di Pakistan
Dalam ajaran berbagai agama pun ada semacam tekanan kepada umatnya supaya mereka mampu merenungi diri, alam dan berbagai tanda kejadian di sekitar, sebab pada suatu ketika manusia itu memerlukan sebuah flash back, reflektive ataupun proyektive dalam keadaannya untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya.
Lebih-lebih bahwa sebenarnya kita dihadapkan pada sebuah teka-teki yang teramat besar, sebuah sandiwara dalam panggung yang megah bernama dunia dan hidup yang tidak pernah pasti, disinilah titik kulminatif dari pada sebuah perenungan teramat besar perannya.
Renungan harian Sabtu, 20 Juni 2019 oleh RD Maxi Un Bria
Melayani dalam Diam
“Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia.”( Mat 12 : 16)
Banyak orang sakit disembuhkan. Hidup dan karya Yesus menarik banyak orang untuk datang kepada-Nya. Mereka yang datang kepada Yesus memiliki motivasi yang berbeda. Ada yang ingin mendengar ajaran-Nya, ada yang ingin mendapatkan kesembuhan tapi ada pula yang memiliki motuf jahat untuk membunuh Dia.
Baca Juga: Biarawati di India Menjadi Korban Tuduhan Penjualan Bayi
Yesus membaca dan tahu motivasi orang-orang yang datang kepada-Nya. Karena itu Ia dengan keras melarang agar orang tidak berceritera tentang siapa Dia. Meskipun banyak tantangan dan ancaman yang dihadapi Yesus, Ia tetap memilih melayani dalam diam.
Dalam diam Yesus tetap mewartakan Kerajaan Allah. Dalam Diam Yesus menyembuhkan orang sakit. Dalam diam Yesus terus berkeliling sambil berbuat baik. Dalam diam Yesus mengerahkan seluruh energi positif untuk hadirkan kebaikan dan keselamatan bagi banyak orang.
Marilah belajar dari Yesus yang fokus dan dalam diam melakukan kebajikan bagi banyak orang. Doa. Ya Yesus yang baik rahmatillah hidup kami agar dalam diam terus berupaya menjadi berkat bagi banyak orang, amin.