Editorial, iKatolik.com – “Hanya satu yang ku minta Bapa, ajarku mengasihi-Mu dengan segenap hatiku, seumur hidupku…” Begitulah petikan lirik lagu berjudul Satu Hari Lagi milik Glenn Fredly yang telah pergi menghadap Sang Khalik pada Rabu (8/4/2020) kemarin.
Petikan lirik lagu tersebut sepertinya menyiratkan kepribadian seorang Glenn Fredly yang akrab dengan penderitaan orang lain dan menjadikan Yesus sebagai teladan gerakannya.
Baca Juga: Dokter Terawan, Seorang Kristen yang Baik Hati
Ketika begitu banyak orang melihat Glenn Fredly hanya sebagai seorang musisi dengan lagu-lagu romantis, pengakuan seorang Jurnalis senior Andy Noya tentang siapa Glenn sebenarnya membuka mata kita tentang bagaimana sejatinya menjadi murid Kristus.
Glenn Fredly dalam kesaksian seorang Andy F Noya merupakan sosok yang lebih dari hanya sekadar musisi. Dia merupakan seorang yang sangat humanis dan sangat peduli dengan kehidupan orang lain.
Baca Juga: Agnes Monica: Aku Ingin Berprestasi dalam Jalan Tuhan
Semasa hidupnya, Glenn mendedikasikan dirinya untuk memperjuangkan isu-isu lingkungan hidup, kampanye-kampanye kemanusiaan, toleransi, hingga persoalan kesejahteraan para musisi.
Gerakan-gerakan pria bernama lengkap Glenn Fredly Latuihamallo ini beberapa kali mengundang perhatian. Sebut saja kampanye budaya bertajuk Voice From The East (VOTE) bersama KontraS, Walhi dan organisasi lain yang pernah dibuatnya.
Baca Juga: Jonatan Christie, Bangun Masjid Saat Agamanya Dipertanyakan
VOTE menyuarakan isu-isu sosial, perdamaian hingga masalah lingkungan hidup di Indonesia Timur.
Masalah-masalah ini merupakan persoalan serius di tanah air yang hampir selalu luput dari perhatian pemerintah dan bahkan sering kali dipolitisasi untuk kepentingan elit politik dan kapitalis.
Glenn Fredly seorang Kristiani yang taat, dia sepertinya sangat mengimani Firman Tuhan yang berbunyi: “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (Mat 6:3).
Baca Juga: Kisah Esmeralda, Ratu Kecantikan Meksiko yang Jadi Biarawati
Hal ini dibuktikan dari ketidaktahuan orang-orang tentang kebaikan yang dilakukannya selama hidup. Hanya orang-orang terdekat dan mereka yang pernah menjadi partnernya berbuat baik saja yang tahu.
Lebih dari itu, isu lingkungan hidup juga merupakan salah satu persoalan yang menjadi perhatian serius Gereja di seluruh dunia.
Baca Juga: Ayat Kitab Suci yang Dikutip Glenn Fredly Sebelum Meninggal
Paus Fransiskus bahkan mengeluarkan Ensiklik Laudato Si yang secara khusus berbicara tentang kemuliaan martabat manusia dan keutuhan alam ciptaan bagi umat Katolik.
Glenn Fredly, dengan segala kemampuan yang dimilikinya berjuang untuk isu tersebut. Kampanye-kampanye perdamaian, toleransi hingga masalah lain yang menyangkut hajat hidup orang lain dilakukannya tanpa kenal lelah.
Baca Juga: Lyodra Margaretha Ginting, Antara Kerja Keras dan Rasa Syukur
Sebagai seorang musisi yang lahir dan besar di Kota Besar Jakarta, dia masih menaruh kepedulian besar terhadap Indonesia Timur terutama Maluku.
Namun, dia pulang sebelum Yesus merayakan perjamuan terakhir bersama murid-muridnya. Dia tidak sempat mencicipi roti dan anggur bersama yang lain bersama Yesus.
Baca Juga: Raih 3 Piala IMA 2020, Andmesh Kamaleng: Puji Tuhan!
Keteladanan Glenn Fredly semasa hidupnyalah yang membuat dirinya layak menjadi bagian dari pesta itu dibandingkan kita. Dia sungguh menjadi Murid Yesus yang baik hati: melayani dalam kesunyian tanpa henti.
Selamat jalan Bung Glenn Fredly, semoga abadi bersama Bapa di Surga. Jadilah pendoa bagi kami yang masih mengembara di dunia. Semoga teladan kasihmu mampu menginspirasi kami setiap hari. Amin