Wisata rohani, iKatolik.com – Perayaan natal merupakan momen tahunan yang selalu dinantikan. Umat Kristiani dari berbagai belahan dunia merayakan natal dengan cara unik masing-masing sesuai tradisinya.
Tidak kalah, berikut ritual natal di Indonesia yang tidak boleh kamu lewatkan.
Baca juga: Ya, Saya Katolik dan Saya Bangga!
yuk diintip perayaan natal yang tidak biasa berikut ini di berbagai daerah!
1. Wayang Kulit Kristus di Yogyakarta

Seperti yang sudah diketahui Yogyakarta adalah salah satu kota seni dan tradisi di Indonesia.
Sehingga tidak salah di setiap perayaan keagamaan dirayakan dengan seni tradisional.
Saat perayaan Natal pastor atupun romo memimpin ibadah Natal dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil.
Bukan hanya itu saja biasanya pastor atau romo juga memilih menggunakan pakaian khas Yogyakarta seperti beskap ataupun blangkon.
Baca juga: Tuhan Tidak Pernah Tidur, Tetaplah Berjuang!
Biasanya gelaran wayang kulit juga meramaikan Natal. Wayang kulit ini memiliki jalan cerita dengan tema “Kelahiran Yesus Kristus”.
Selain wayang kulit tradisi lain yang ada di Jogjakarta adalah saling berkunjung ke rumah sanak keluarga selayaknya saat Lebaran.
Perayaan natal disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat.
2. Ngejot dan Penjor di Bali

Walaupun kebanyakan masyarakat Bali beragam Hindu bukan berarti perayaan Natal dilakukan dengan tidak meriah.
Di Bali saat menjelang Natal banyak gereja yang bersolek dengan hiasan penjor khas Bali. Selain penjor masih ada tradisi ngejot selama perayaan Natal.
Baca juga: Jelang Natal, Paus Fransiskus Ingatkan Soal Bahaya Konsumerisme
Ngejot adalah tradisi berbagi makanan di masyarakat Bali.
Saat Natal tiba biasanya warga nasrani memasak makanan khas Bali dan membagikan makanan tersebut ke tetangga yang beragam Hindu.
Dua kebiasaan ini tentu saja bisa menjaga toleransi umat beragam karena mengajarkan saling menghargai. Merayakan kelahiran Kristus dalam semangat sukacita dan bertoleransi tentu perlu dijaga dimana pun kita berada.
Baca juga: Dua Doa Memohon Jodoh yang Tepat bagi Orang Muda Katolik
3. Meriam Bambu di Flores

Petasan selalu hadir di tiap perayaan-perayaan besar mulai dari Lebaran, tahun baru, sampai Natal. Malam Natal di Flores juga diramaikan dengan suara dentuman meriam yang mirip dengan petasan.
Berdasarkan budaya Manggarai, Flores dentuman dipergunakan sebagai pemberitahuan untuk sebuah kemalangan seperti berita duka.
Namun saat ini dentuman meriam di malam Natal mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus. Selain meriam bambu, Natal dirayakan juga dirayakan dengan kompetisi membuat Kandang Natal.
Baca juga: Mengapa Adam, Musa, dan Yohanes Pembaptis Tidak Menjadi Tuhan?
Selain untuk mendapat hadiah, di Flores sudah lazim kandang natal berukuran gubuk besar dibuat di depan rumah. Biasanya ditaruh peralatan musik tempat anak muda bercanda gurau kira-kira sebulan sebelum natal.
Jika perayaan natal selain berkumpul mereka juga makan dan minum bersama.
4. Kunci Taon di Manado

Biasanya perayaan Natal baru mulai dirayakan tanggal 24 Desember namun di Manado ada yang berbeda. Natal di Manado dirayakan lebih dahulu.
Sejak tanggal 1 Desember ibadah pra-Natal sudah dilaksanakan di gereja-gerja. Selain ibadah Natal, perayaan ini juga dihiasi dengan tradisi ziarah ke kuburan para kerabat dan makan bersama di sana.
Hal ini dilakukan sebagai persiapan menyambut kelahiran Tuhan Yesus sehingga nuansa kelahiran Yesus di dalam hati dan di tengah masyarakat lebih awal dirasakan.
Baca juga: Doa dan Renungan Selama Masa Adven
Tak jarang warga Manado memberikan hiasan lampu hias di kuburan para kerabatnya. Puncak dari perayaan Natal di Manado biasanya jatuh di Minggu pertama Januari.
Tradisi yang disebut dengan kunci taon akan menjadi penutup perayaan Natal di Manado.
Biasanya di tradisi kunci taon ini warga melakukan pawai keliling dengan berbagai kostum yang lucu.
5. Rabo-rabo di Jakarta

Mungkin kamu yang tinggal di Jakarta juga belum mengetahui perayaan Natal Rabo-rabo.
Perayaan Natal ini berlangsung di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Rabo-rabo disebut-sebut sebagai tradisi yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
Tradisi ini berasal dari peninggalan orang Portugis, setelah selesai ibadah di geraja beberapa orang akan saling berkunjung ke rumah tetangga sambil diiringi musik.
Baca juga: Pesan Paus ke Pemerintah Jepang: Jaga Warisan Budaya dan Solidaritas
Di penghujung acara setiap orang akan diberikan bedak warna-warni. Biasanya setiap orang mukanya akan dipenuhi dengan bedak warna-warni.
Bedak ini menyimbolkan bentuk penebusan dosa dan saling memaafkan di penghujung tahun yang akan berlalu.
Menarik yah, bagi kamu yang ingin merasakan sensasi yang berbeda bisa langsung ke sana.
6. Marbinda di Sumatera Utara

Masyarakat Batak di Sumatera Utara merayakan Natal dengan tradisi Marbinda. Tradisi menyembelih hewan bersama-sama di hari Natal ini lah yang membuat Natal di Sumatera Utara terasa spesial.
Biasanya hewan yang disembelih adalah hasil kesepakatan menabung bersama antara beberapa orang.
Pada hari-H warga Batak yang tinggal di Sumatera Utara ini akan melakukan ‘marhobas’ yang artinya memotong dan membagikan daging hewan yang sudah disembelih.
Kekeluargaan dan gotong royong tentu masih terlihat begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Marbinda.
7. Bakar Batu di Papua

Perayaan unik lainnya ada di Papua, warga yang selesai beribadah Natal biasanya akan melakukan tradisi bakar batu.
Bakar batu ini adalah cara orang Papua untuk memasak saat Natal. Jadi batu yang dibakar ini akan menjadi alat masak saat Natal.
Batu ini akan dimasukan ke dalam lubang dan bahan-bahan makanan juga akan dimasukan ke dalamnya. Tradisi bakar batu ini menjadi ajang ungkapan rasa syukur dan kebersamaan warga Papua.
Adapun yang biasanya di masak adalah daging babi. Sudah banyak yang membuktikan bahwa memasak daging babi menggunakan tradisi bakar batu lebih gurih.
Bagi kamu yang penasaran bisa langsung merencanakan untuk liburan ke Papua untuk mengalami cinta Kristus yang lain bersama pace mace.
8. Lettoan dan Lovely December di Toraja

Acara tahunan Lovely December di Toraja ini juga menjadi rangkaian acara perayaan Natal. Festival tahunan ini adalah festival budaya dan pariwisata yang diadakan di Toraja.
Biasanya festival ini dibuka dengan pemotongan kerbau belang pada awal Desember, kemudian dimeriahkan juga dengan berbagai lomba.
Festival tahunan ini ditutup dengan prosesi Lettoan. Prosesi ini adalah proses mengarak babi sebagai simbol tiga dimensi kehidupan manusia.
Setelah membaca 8 tradisi unik ini, kamu bisa langsung menabung untuk keliling Indonesia untuk merasakan sensasi yang berbeda. Indonesia memang kaya dengan beragam agama, tradisi dan kebiasaan.
Yuk, share juga cerita unik perayaan natal di daerahmu pada kolom komentar.